“Ini Pelet Srintil. Kalau pakai ini di rambut dan bulu kelamin, kamu akan disukai banyak laki-laki seperti Srintil dalam trilogi Ronggeng Dukuh Paruk-nya Ahmad Tohari,” ujar Mbah Jambrong.
Sri mengangguk. Baru kali ini ia lihat ada dukun suka baca novel.
“Pantangannya, Mbah?”
“Jangan keramas! Dibilas air boleh, tapi jangan sampai kena sampo atau sabun.”
Setelah menggunakannya, memang amat banyak pria yang menyukainya. Namun suatu hari, karena kepanasan, Sri mandi dan keramas. Ia melupakan pantangannya.
Beberapa hari kemudian, Sri ditemukan tewas dengan lecet di kepala dan kelaminnya. Dokter menemukan ribuan mikroorganisme yang menari-nari di kepala dan kelaminnya. Sri mati karena kegatalan.
***
- Jakarta, 27 Mei 2015 -
#FFRabu Monday Flash Fiction “Penari”
kasihan
BalasHapusmau jadi idola malah mati mengenaskan
ckckck
ya begitulah nasib cewek "gatel" hehe
HapusAduh. Jadi gatel beneran .___.
BalasHapusjangan-jangan .............. :O
Hapus