Laman

Jumat, 29 Juli 2016

Orang Tua Baru

Orang Tua Baru adalah sebuah cerita pendek menyeramkan tentang seorang anak lelaki yang terbangun dari tidurnya suatu pagi dan menyadari suatu hal telah berubah.



Alarmku berdering pukul 7:30 pagi seperti biasanya. Kubalikkan tubuhku, bangun dari ranjang dan memeriksa ponselku. Tak ada satu pun pesan. Kuberanjak ke kamar mandi dan membersihkan diri. Kemudian, kugosok gigiku dan kutata rambutku di depan cermin. Selepasnya, aku turun ke lantai bawah.

Aroma daging babi panggang dan telur memenuhi ruangan. Aku berjalan ke dapur. Namun, apa yang mataku lihat membuatku kaku di tempat.

Pria yang tengah duduk di meja makan sembari membaca koran bukanlah ayahku. Wanita yang sedang memasak untuk sarapan bukanlah ibuku. Mereka berdua orang asing.

Kuurungkan niatku untuk ke dapur. Aku duduk di bawah tanga dan mencoba berpikir. Aku bingung. Aku tak mengerti apa yang baru saja kulihat. Siapa mereka? Apa yang mereka lakukan di rumahku? Di mana orang tuaku?

Kepalaku berputar-putar dan jantungku berdebar kencang. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Haruskah kuhadapi mereka? Haruskah kutelepon polisi? Apa aku sudah gila?!

Tak lama kemudian, aku mendengar si wanita berteriak dari dapur, “Sayang? Kau mau sarapan?”
Aku hanya duduk terdiam di bawah tangga, tak mampu bergerak, tak mampu menjawab.

Ia memanggilku lagi, “Nak! Bangun! Sarapanmu nanti tak hangat lagi, loh.”

Semenit kemudian, aku mendengar suara langkah kaki dan si pria muncul.

“Hey, Nak. Apa yang kaulakukan di situ? Sarapanmu sudah siap.”

Dengan segan hati, aku bangkit dan mengikutinya ke dapur. Ia duduk di bagian unjung meja dan aku duduk berseberangan dengannya.

“Ada apa?” tanya si wanita.

“Apa ada yang salah, Nak?” Si pria turut penasaran, “Kautidur nyenyak semalam?”

“Hmm... ya,” jawabku bergumam.   

Si pria kembali membaca korannya dan si wanita meletakan sepiring daging babi panggang dan telur di hadapanku.

Kuperas otakku untuk berpikir. Mungkin ada penjelasan untuk semua ini. Mungkin mereka hanyalah keluarga jauhku yang belum pernah kujumpa. Barangkali orang tuaku sedang pergi ke luar. Atau barangkali mereka masih tertidur di lantai atas.

Akhirnya, kukumpulkan keberanianku dan bertanya pada mereka, “Siapa kalian?”

Si pria tersenyum. “Pertanyaan aneh macam apa itu?” katanya. “Jelas, kami orang tuamu.”

Dadaku sesak. Diriku hampir hilang akal. Aku tak mengerti apa yang tengah terjadi.

Tiba-tiba, ponselku bergetar. Kukeluarkan dari kantongku dan kutatap layarnya. Ada sebuah pesan dari ayahku.

Aku mulai bernafas lega. Akhirnya, aku akan segera mendapat penjelasan tentang semuanya.

Segera kubuka pesan itu.

Namun di dalamnya, hanya tertulis satu kata;
.
.
.
.
“TOLONG!”





Diadaptasikan oleh saya! Dari The New Parents

Tidak ada komentar:

Posting Komentar