Laman

Jumat, 30 Januari 2015

Murid Terpintar oleh Fajar Utama (Fiksi Mini)

http://mondayflashfiction.blogspot.com

Pintu kamar itu belum juga terbuka barang sedikit sejak kemarin. Pula penghuninya pun enggan keluar. Yang terdengar hanya jerit tangis sang pemilik kamar sesekali. Gadis belia itu dilanda frustrasi hebat. Kertas-kertas lembar ujiannya berhamburan di lantai. Tak ada yang bernilai kecil sama sekali. Semuanya 100.

Sang Ibu yang melihat perubahan tingkah putri semata wayangnya yang drastis menjadi panik. Perasaannya campur aduk. Namun bingung harus berbuat apa. Setelah rumah tangganya hancur, kini giliran putrinya. Memang, menjadi yang kedua amatlah sakit rasanya. Baik sang putri maupun sang ibu, merasakan hal yang sama: dinomorduakan.

Kemarin, Paran pulang sambil menangis. Ia berlari dan langsung memeluk sang ibunda.

“Ini tidak adil! Ini tidak adil, Bu!” ceracaunya.

“Biarlah, Sayang. Ini bukan akhir dunia.”

“Tidak! Ini sabotase! Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Orang tua Sejong memberi uang pada Pak Guru. Ini tidak adil!”

Paran terus mengulang-ulang kalimatnya. Sementara sang ibunda mencoba menenangkannya. Namun Paran tak mengerti. Gadis itu terlanjur sakit hati. Luka di dadanya terlanjur menganga. Ia lekas mengurung dirinya di kamar sembari terus menjerit-jerit bak orang kesetanan.

“Harusnya aku yang naik ke panggung itu! Harusnya aku yang dapat penghargaan! Harusnya aku yang jadi murid terpintar! Harusnya aku!”

Siang malam sampai kering air matanya. Hingga hilang suaranya. Damai. Paran tak lagi menggaduh. Kini kamarnya sunyi. Senyap, tak ada bebunyian apapun. Namun tetap saja, pintunya masih enggan terbuka.

Penasaran dengan sang putri, ibunya mencoba mengetuk. Namun, tak ada jawaban. Diintipnya lewat lubang kunci. Tak ada siapa-siapa di dalam. Hanya kaki jenjang yang menggantung di udara.

Sang ibu menjerit.


251 kata. Fiksi Kilat untuk pesta Ulang Tahun Monday FlashFiction yang Kedua. :D

6 komentar:

  1. Sip. Keren. Deskripsinya rapi. Aku cuma ke ganggu dengan judul. Kurang menarik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya sih. aku juga ngerasa bgtu. bingung mau ngasih judul apa.

      Hapus
  2. Pintu kamar itu belum juga terbuka barang sedikit sejak kemarin (mungkin kata juga, barang sama kata sedikit bisa dihilangkan). Pula penghuninya pun enggan keluar(kata pula juga kayakny kalo dihilangkan) menurutku sih.sisanya rapi. Sm memang judulnya kurang menarik:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terus gimana dong? :/ harus aku ganti atau biarin aja sbg pelajaran nantinya?

      Hapus