Jakarta kota yang keras. Hidup di kota
ini tidaklah mudah. Jangankan untuk beli motor seperti pemuda lainnya, untuk
tinggal saja aku harus menumpang di kontrakan tanteku. Padahal tanteku bukan
orang kaya. Hanya buruh cuci setrika di rumah tetangga.
Di kota ini, uang jadi segalanya. Tak
ada uang, tak bisa makan. Kerja apa saja yang penting dapat uang. Untuk makan,
untuk biaya sekolah anak-anak tanteku, bayar listrik, dan kontrakan.
Tapi itu dulu. Sekarang aku temukan
hidup yang lebih layak.
Malam menjelang pagi, aku baru selesai
kerja. Dengkulku gemetar melangkah pelan.
“Makasih, ya, Ganteng, untuk malam ini.”
“Iya, Tante. Sama-sama.”
Dompetku penuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar