Rabu, 10 Juni 2015

#FFRabu - Waktu

Kudengar ia menangis. Aku tertawa. Di atas porselen putih, ia frustrasi. Sumpah serapah keluar dari mulutnya. Aku tak pernah mendekatinya. Namun dia yang terus mendekatiku perlahan.

Aku sesungguhnya satu. Namun hadir dalam tiga wujud. Aku baik atau buruk, tergantung dirinya. Aku hari ini adalah apa yang ia lakukan dulu. Aku esok hari adalah apa yang ia lakukan hari ini. Begitu seterusnya.

“Persetan! Ibuku akan membunuhku.” Gemetar tangannya memegang benda mungil dengan dua garis merah di sana.

Namun sesungguhnya, dibalik tawaku, aku menangis jua. Sebab ada yang tak bersalah yang turut melihat buruknya aku hari ini.

“Persetan! Ibuku akan membunuhku!” jeritnya.


Jakarta, 10 Juni 2015
#FFRabu Monday FlashFiction “Que Sera Sera” 100 kata.

-sumber gambar tertera-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar