Minggu, 31 Januari 2016

#PestaFiksi03 - Jalur Jiwa




Ingin rasanya kupinjamkan mataku ini padanya. Agar ia bisa melihat apa yang kulihat. Aurora indah yang menghiasi langit kota ini. Warnanya biru kemudaan dan tenang. Tak seperti aurora di kutub. Karena memang bukan aurora sebenarnya. Tapi Jalur Jiwa. Namun sayangnya, aku tak tega. Juga tak sanggup.

“Jika kau memang jujur, aku juga ingin melihatnya.”

“Aku malah ingin berhenti.”

“Kenapa?”

Sebab itu menyakitkan saat kau mampu melihat ruh manusia yang menyala terang terbang ke angkasa, berkumpul, menuju sebuah tempat yang entah apa namanya, dan membentuk pemandangan aurora di langit.

“Izinkan aku memelukmu, Carolina.”

“Untuk apa?”

“Agar kau dapat melihatnya.”

Kudekap dia dalam lembut.

“Sekarang pejamkan mata.”

“...”

“Kau melihatnya?”

“Hmmm...”

“Indah, bukan?”

“Sungguh.”

Biarlah. Biar dia melihatnya meski hanya lewat imajinasinya. Sebab aku tak tahu dalam jam atau menit lagi ia akan ‘terbang’. Yang kutahu, cahaya biru itu menyinari tubuhnya jua. Tinggal menunggu. Sekarang aku tahu nama warnanya. Biru Carolina.



*Terbang*





Dibuat untuk ikut meramaikan #PestaFiksi nya Mbak Carra. Dan terinspirasi dari namanya. Ada beneran loh warnanya. Bisa cek di sini. Meskipun nggak nyambung. Wkwkwkwk. BTW, selamat atas buku barunya dan terus berkarya ya, Mbaké! ^_< 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar